- Dipublikasikan oleh BMKG DI Yogyakarta,
- 20 Februari 2025
Sleman (18 Februari 2025) — Stasiun Geofisika Sleman menggelar kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG) bagi mahasiswa peserta program Stasiun Geofisika Mengajar 2025. Kegiatan yang dibuka secara langsung oleh Kepala Stasiun Geofisika Sleman, Ardhianto Septiadhi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan lebih tentang gempa bumi, tsunami, dan bagaimana mahasiswa dapat ikut mengambil peran dalam mitigasi bencana.
Dalam SLG kali ini, peserta diberikan materi oleh sejumlah narasumber dari Stasiun Geofisika Sleman, serta para praktisi pendidikan yang berfokus pada kontribusi kampus dalam mitigasi bencana, di antaranya, Dr. Theodorus Permana dari FMIPA UGM dan Dr. Drs. M. Aryono Adhi M.Si dari FMIPA UNNES, yang membahas peran pendidikan dalam kesiapsiagaan bencana.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap mahasiswa dapat memahami secara mendalam mengenai potensi bencana alam dan menjadi agen mitigasi bencana yang siap memberikan edukasi kepada masyarakat,” ujar Ardhianto dalam sambutannya.
Selain mendengarkan materi dari para ahli, mahasiswa juga diajak untuk mengikuti simulasi gempa. Tujuannya agar mereka tidak hanya mendapatkan teori, tapi juga bisa merasakan langsung bagaimana cara menghadapi situasi saat terjadi gempa atau tsunami. Sebagai tambahan, untuk mengukur pemahaman peserta, diadakan pre-test dan post-test.
Materi yang disampaikan selama SLG meliputi Potensi Gempabumi dan Tsunami di Wilayah DIY dan Jawa Tengah, Produk Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami, Kesiapsiagaan Menghadapi Gempabumi dan Tsunami, dan Konsep Tsunami Ready Community dan simulasi menghadapi gempa bumi.
Kegiatan seperti SLG menjadi penting untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi bencana, serta mendorong mereka untuk berperan aktif dalam upaya mitigasi bencana di masyarakat.
Humas BMKG DIY